Kapanlagi.com - Kepergian sang ibunda untuk selama-lamanya membuat Adrie Subono dan keluarganya berduka. Namun ia berusaha untuk tegar dan t...
Kapanlagi.com - Kepergian sang ibunda untuk selama-lamanya membuat Adrie Subono dan keluarganya berduka. Namun ia berusaha untuk tegar dan tetap tertawa di tengah duka yang ia alami.
Adrie mengaku, sebelum ibundanya meninggal, ia sudah menangis hampir setiap hari. Terlebih kala sang ibunda ada di rumah sakit dengan berbagai peralatan medis yang ada di tubuhnya.
"Anda percaya gak, bahwa saya nangis setiap hari gak pernah berhenti. Apa lagi waktu ngelihat ibu di rumah sakit. Bayangin, ibu yang saya sayangi tiba-tiba sakit gak berdaya dengan selang di mana-mana," ujar Adrie saat ditemui di Pesantren Subono Mantofani, Ciputat, Tangerang, Jawa Barat, Sabtu sore (6/2).
Adrie pun menemani sang ibunda di detik-detik terakhirnya. Dan ternyata sang ibunda menunggu adik kesayangannya, BJ Habibie, sebelum mengehembuskan napas terakhirnya.
"Kemarin saat detik-detik terakhir ibu mau pergi, dokter minta kita semua berkumpul. Detak jantungnya dari monitor sempat naik turun. Saya pikir sudah mau pergi, ternyata nggak. Habis itu adik beliau, bapak Habibie datang. Setelah memegang tangan ibu saya, habis itu dua menit ibu sudah pergi. Jadi (mungkin) menunggu kedatangan adiknya," lanjut promotor kondang ini.
Adrie mengaku, sebelum ibundanya meninggal, ia sudah menangis hampir setiap hari. Terlebih kala sang ibunda ada di rumah sakit dengan berbagai peralatan medis yang ada di tubuhnya.
"Anda percaya gak, bahwa saya nangis setiap hari gak pernah berhenti. Apa lagi waktu ngelihat ibu di rumah sakit. Bayangin, ibu yang saya sayangi tiba-tiba sakit gak berdaya dengan selang di mana-mana," ujar Adrie saat ditemui di Pesantren Subono Mantofani, Ciputat, Tangerang, Jawa Barat, Sabtu sore (6/2).
Adrie pun menemani sang ibunda di detik-detik terakhirnya. Dan ternyata sang ibunda menunggu adik kesayangannya, BJ Habibie, sebelum mengehembuskan napas terakhirnya.
"Kemarin saat detik-detik terakhir ibu mau pergi, dokter minta kita semua berkumpul. Detak jantungnya dari monitor sempat naik turun. Saya pikir sudah mau pergi, ternyata nggak. Habis itu adik beliau, bapak Habibie datang. Setelah memegang tangan ibu saya, habis itu dua menit ibu sudah pergi. Jadi (mungkin) menunggu kedatangan adiknya," lanjut promotor kondang ini.
Banyak kenangan yang diingat Adrie dari sang bunda tercinta. Selama ini, hampir setiap hari ia ditelepon hanya untuk menanyakan kabar yang sederhana. Adrie pun suka cerita ke ibunya, dan selalu izin setiap kali akan mengadakan konser atau pergi ke luar negeri.
"Saya biasa diteleponin setiap hari. Dia manja banget. Ya pertanyaannya biasa aja kayak: 'Adriman kamu mau jemput saya?' Begitu diulang terus padahal barusan ke rumah. Namanya juga sudah sepuh. Kalau belanja bulanan dia suka ambil apapun yang dia mau sambil saya dorong di kursi roda. Terus kita pergi ke mal dia suka beli es krim," kisahnya.
'Dia ibu yang sangat hebat. Lihat ini (nunjuk yayasan). Ada SD dan SMP Akreditasi A. Beliau cinta ini banget (yayasannya)," pungkasnya.