Merdeka.com - Sejumlah peramal suku dayak Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah ikut hadir pada acara penyambutan gerhana matahari...
Merdeka.com - Sejumlah peramal suku dayak Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah ikut hadir pada acara penyambutan gerhana matahari total pada Rabu (9/3). Nantinya pemerintah setempat juga akan mengadakan pesta rakyat dan pagelaran budaya.
"Peramal tersebut akan meramalkan apakah gerhana matahari total membawa kebaikan atau keburukan bagi Indonesia, khususnya provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai ini," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah, Yuel Tenggara di Palangkaraya, Selasa (8/3).
Yuel menambahkan, bila dalam ramalan itu nantinya banyak membawa keburukan, maka langkah apa yang perlu dipersiapkan oleh pemerintah setempat agar tidak terjadi petaka.
"Jadi, selain sejumlah peramal, kita juga mempersiapkan 'orang balian' atau sejenis prosesi adat pembuang sial," ungkap Yuel.
Sejumlah peramal yang dilibatkan Disbudpar Kalteng itu juga nantinya dapat dimanfaatkan masyarakat setempat, atau turis domestik dan mancanegara. Untuk melihat seperti apa perjalanan kehidupannya di masa mendatang.
Lebih jauh Yuel memaparkan, orang yang ingin diramal oleh peramal handal suku Dayak nantinya duduk di sebuah gong yang telah disediakan. Setelah itu, peramal akan melihat dengan kebatinan orang yang akan diramal tersebut.
"Peramal ini akan berada di Bundaran Besar Palangkaraya yang menjadi pusat menyambut gerhana matahari total. Tapi perlu dipahami, kita sebagai manusia tetap harus lebih percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ramalan ini kan lebih kepada prediksi yang mungkin bisa terjadi," tutur Yuel dikutip dari Antara.
Selain itu, Yuel mengatakan ada berbagai kegiatan pesta rakyat, pagelaran budaya, pameran kerajinan asli suku dayak dan kegiatan lain menyambut gerhana matahari total. Hal ini dilaksanakan untuk memberikan hiburan lain bagi para turis domestik maupun mancanegara yang datang ke Palangkaraya.
"Peramal tersebut akan meramalkan apakah gerhana matahari total membawa kebaikan atau keburukan bagi Indonesia, khususnya provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai ini," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah, Yuel Tenggara di Palangkaraya, Selasa (8/3).
Yuel menambahkan, bila dalam ramalan itu nantinya banyak membawa keburukan, maka langkah apa yang perlu dipersiapkan oleh pemerintah setempat agar tidak terjadi petaka.
"Jadi, selain sejumlah peramal, kita juga mempersiapkan 'orang balian' atau sejenis prosesi adat pembuang sial," ungkap Yuel.
Sejumlah peramal yang dilibatkan Disbudpar Kalteng itu juga nantinya dapat dimanfaatkan masyarakat setempat, atau turis domestik dan mancanegara. Untuk melihat seperti apa perjalanan kehidupannya di masa mendatang.
Lebih jauh Yuel memaparkan, orang yang ingin diramal oleh peramal handal suku Dayak nantinya duduk di sebuah gong yang telah disediakan. Setelah itu, peramal akan melihat dengan kebatinan orang yang akan diramal tersebut.
"Peramal ini akan berada di Bundaran Besar Palangkaraya yang menjadi pusat menyambut gerhana matahari total. Tapi perlu dipahami, kita sebagai manusia tetap harus lebih percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ramalan ini kan lebih kepada prediksi yang mungkin bisa terjadi," tutur Yuel dikutip dari Antara.
Selain itu, Yuel mengatakan ada berbagai kegiatan pesta rakyat, pagelaran budaya, pameran kerajinan asli suku dayak dan kegiatan lain menyambut gerhana matahari total. Hal ini dilaksanakan untuk memberikan hiburan lain bagi para turis domestik maupun mancanegara yang datang ke Palangkaraya.
Dia mengaku, banyak wisatawan dari berbagai provinsi di Indonesia telah berada di Kalteng, khususnya Palangkaraya. Bahkan, ada turis asing dari negara Jepang, Amerika, Rusia, Belanda, Spanyol, Brazil, Polandia, Australia, Tiongkok, Australia dan berbagai negara lainnya.
"Turis mancanegara yang kami data itu datang secara personal bukan agen perjalanan. Kalau agen perjalanan banyak lagi. Jadi, peristiwa gerhana matahari total ini juga kita manfaatkan untuk mengenalkan budaya Kalteng, agar di kemudian hari berkenan datang kembali ke Kalteng," harap Yuel.
"Turis mancanegara yang kami data itu datang secara personal bukan agen perjalanan. Kalau agen perjalanan banyak lagi. Jadi, peristiwa gerhana matahari total ini juga kita manfaatkan untuk mengenalkan budaya Kalteng, agar di kemudian hari berkenan datang kembali ke Kalteng," harap Yuel.